theIndonesian – Pemerintah kembali mencari utangan ke sejumlah negara. Masih menggunakan pola yang sama, pencarian utang tersebut dalam bentuk penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).
Jepang menjadi negara incaran penjualan SBN valas dalam denominasi yen. Penjualan ‘Samurai Bond’ tersebut sudah dilakukan pemerintah sejak Selasa (14/5), langsung di pasar modal Jepang.
Penawaran samurai bond yang dilakukan pemerintah termasuk dalam penjualan blue bond. Hal ini untuk mengulang kesuksesan yang dilakukan pemerintah dalam mencari bond sejenis pada tahun lalu.
Sekedar informasi, per hari ini, Rabu (15/5), sebanyak empat dari enam tranches (seri) samurai bond mulai dipasarkan di pasar Jepang.
Rencananya, dana yang diperoleh akan digunakan untuk konservasi lautan dan mitigasi dampak perubahan iklim, sehingga dinamakan blue bond.
Perlu diketahui, penawaran blue bond yang diterbitkan pemerintah terjadi di tengah isu greenwashing, yakni praktik penyesatan yang dilakukan investor dengan membawa embel-embel ekonomi hijau sebagai bagian dari gimik marketing.
Tahun lalu, pemerintah sukses menerbitkan samurai bond sebesar 104,8 miliar yen, di mana sekitar 20,7 miliar yen merupakan blue bond dengan tenor tujuh dan 10 tahun.
Publik mesti tahu bahwa penerbitan samurai bond menjadi agenda rutin pemerintah dalam mencari pendanaan APBN. Alasan Jepang dipilih karena tingkat bunga pinjaman yang diberikan Negeri Sakura tersebut jauh lebih rendah dibanding dolar Amerika Serikat.
Jepang mengenakan imbal hasil obligasi yen di kisaran satu persen, jauh lebih rendah dibanding surat utang dalam denominasi dolar AS yang imbal hasilnya sudah di level 5,5 persen dengan tenor (jangka waktu) yang sama% di tenor yang sama.
Berdasarkan sumber yang dihimpun, pemerintah Indonesia tahun ini berencana menerbitkan surat utang sedikitnya USD 32 miliar atau sekira Rp 512 triliun (kurs Rp 16.000).
Dana itu akan digunakan untuk kegiatan belanja negara. Sebelumnya, pemerintah awal tahun ini telah menerbitkan global bond sebesar USD 2,05 miliar (Rp 32,8 triliun) di pasar Paman Sam dan sukses meraup minat hingga USD 8 miliar (Rp 128 triliun).
The Indonesian