theIndonesian – Pemerintah akhirnya akan menyetujui relaksasi perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI).
Semula, izin ekspor konsentrat tembaga Freeport sudah berakhir pada Mei ini. Persetujuan tersebut dilontarkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (8/5).
Dalih Jokowi, relaksasi diberikan karena Freeport sudah berhasil membangun smelter katoda tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Saat ini pemerintah Sedang melakukan perhitungan soal bea keluar (BK) ekspor konsentrat tembaga yang bakal diterapkan Freeport.
Kata Jokowi, “Diperpanjang. Ini masih berhitung mengenai dikenakan berapa. Mereka telah membangun smelter dan sudah selesai hampir 100 persen.”
Jokowi kembali bilang, “Pembangunan smelter di Manyar telah menunjukan komitmen Freeport dalam hilirisasi dalam negeri. Saya kira itu bagus sekali dan harus dihargai.”
Sebelumnya, akhir April lalu Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pernah mengungkapkan bahwa pemerintah akan kembali memikirkan soal izin ekspor tembaga untuk Freeport usai Mei 2024.
Alasan Bahlil kala itu, pemerintah perlu memikirkan izin ekspor tembaga usai Mei 2024 karena adanya potensi kerugian negara, yang dikabarkan mencapai USD 2 miliar atau sekitar Rp 32 triliun.
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas pernah menjelaskan bahwa smelter Manyar akan selesai dibangun pada Mei dan beroperasi pada Juni 2024. Tapi, proses produksi tembaga baru dapat dilakukan pada awal Agustus.
Tony sempat bilang bahwa kapasitas produksi konsentrat tembaga bakal sebesar 50 persen pada Agustus 2024 atau berkisar 850 ribu ton dan akan naik hingga 1,7 ton serta menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga pada akhir 2024.
The Indonesian