theIndonesian – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) berencana membentuk bank emas (gold bullion bank).
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri BUMN Kartika Wiroatmodjo di Jakarta, Rabu (8/5). Dia bilang, “Rencana itu sejalan dengan potensi emas sebagai investasi aset yang aman, yang saat ini juga tengah diburu investor seiring ketegangan konflik geopolitik global.”
Pria yang biasa disapa Tiko juga komentar, “Sekarang ini justru negara-negara besar seperti Cina, Amerika malah back to gold lagi, karena dengan situasi geopolitik yang sekarang semakin tidak terprediksi. Jadi ini sebenarnya bukan aset yang sunset.”
Di satu sisi, Tiko lalu menyinggung soal PT Freeport Indonesia yang sedang membangun pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter di Manyar, Gresik. Smelter ini berpotensi bisa memproduksi emas sebanyak 50 ton per tahun.
Tiko pun menyebut nama PT Pegadaian. Perusahaan versi Tiko punya pengalaman dalam mengelola aset investasi emas. Bahkan Tiko menyarankan agar Pegadaian menggandeng induk BUMN pertambangan, MIND ID.
Ironi, Tiko tidak menyebut PT Antam Tbk. Padahal, Antam juga memiliki unit logam mulia yang berlokasi di Pulogadung, Jakarta.
Pegadaian Siap kelola
Satu sisi, Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Damar Latri Setiawan menegaskan bahwa pihaknya siap mengelola bank bullion tersebut. Kata dia, “Kami juga telah menyiapkan uji sistem pada pengembangan ekosistem untuk menabung emas.”
Damar kembali jelaskan bahwa sudah ada mekanisme produk emas. Dia mencontohkan jika masyarakat ingin menabung dalam bentuk emas, maka juga akan memperoleh margin emas.
Komentar dia, “Bisa juga pengusaha emas mau pinjem emas, bukan duit. Pinjam emas kembali emas,” bisa,”
Namun, lanjut dia, saat ini masih terkendala terkait dengan regulasi yang masih belum ada di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) soal pengelolaan bank bullion.
The Indonesian