theIndonesian – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan sejumlah capaian untuk menopang kinerja perusahaan pada tahun ini. Sebut saja misalnya produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan sebanyak 43,1 juta ton, dan angkutan sebesar 33,7 juta ton.
Target optimistis tersebut dicanangkan di tengah harga batu bara yang fluktuatif. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (8/3), menjelaskan, keberanian perseroan memasang target penjualan lebih tinggi pada tahun ini dibanding tahun lalu yang hanya 37 juta ton karena melimpahnya sisa stok batu bara yang dimiliki perseroan.
“Kami masih punya sisa persediaan, kurang lebih kalau posisi akhir tahun sekitar 11 juta. Kalau misalnya kami produksi sekitar 37 juta ton, berarti total ada 48 juta ton. Kalau kami jual di 43 juta ton, posisi stoknya ada lima juta,” kata dia.
Komentar Arsal, posisi persedian sebanyak lima juta tersebut tergolong jumlah yang cukup besar. Sebab, bila target penjualan batu bara perseroan pada tahun ini mencapai 43,1 juta ton, maka penjualan batu bara perseroan akan berada di kisaran 3,5 juta per bulan.
Sekilas informasi, pada 2023, perseroan sukses meraup pendapatan sebesar Rp 38,5 triliun dan laba bruto sebesar Rp 9,2 triliun. Setelah dikurangi biaya usaha, perseroan mencatatkan laba bersih Rp 6,1 triliun, atau anjlok 51,58 persen dibanding laba bersih tahun lalu sebesar Rp 12,6 triliun. Sementara total aset perseroan posisi per per 31 Desember 2023 sebesar Rp 38,8 triliun.
Di satu sisi, perseroan sukses meningkatkan kinerja operasional sepanjang 2023, di mana total produksi batu bara pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton. Kondisi ini naik 13 persen dibanding 2022 sebesar 37,1 juta ton. Capaian produksi ini melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal 2023.
Kenaikan produksi tersebut diikuti peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton, naik 17% dibanding tahun sebelumnya. PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25% dibanding 2022. Sementara penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan (year on year).
Sisi lain, Bukit Asam juga membuka peluang untuk mengakuisisi tambang batu bara pada tahun ini, khususnya aset-aset yang memproduksi batu bara kalori tinggi. Penjelasan Arsal, pihaknya akan masuk dan mengakuisisi tambang-tambang yang ditawarkan pemerintah, dengan syarat bisa memberikan nilai positif terhadap kinerja perseroan.
Sebelumnya, jelas Arsal, pemerintah sempat menawarkan tambang dengan batu bara kalori rendah, tapi perseroan tidak ikut dalam akuisisi tersebut. Namun, lanjut dia, bila pemerintah kembali menawarkan tambang dengan tingkat kalori batu bara yang lebih tinggi, pihaknya berpotensi untuk mengakuisisinya. “Kami juga bakal mengkaji tambang milik swasta bila ada yang menawarkan kepada kami.”
The Indonesian