theIndonesian – Pendapatan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID sepanjang tahun lalu turun 15,02 persen dibanding 2022 dari semula Rp 126,94 triliun menjadi tersisa Rp 107,87 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi MIND ID 2023 yang dikutip Jumat (3/5), disebutkan bahwa pendapatan terbesar berasal dari kontribusi komoditas batu bara yang mencapai Rp 41,52 triliun atau turun 14,13 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 48,35 triliun.
Kontribusi pendapatan terbesar kedua berasal dari komoditas emas yang mencapai Rp 26,12 triliun atau turun 17,39 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 31,62 triliun.
Berikutnya, kontribusi terbesar ketiga berasal dari aluminium sebesar Rp 9,29 triliun, turun dari sebelumnya Rp 13,15 triliun pada 2022.
Lalu kontribusi terbesar keempat disumbang dari pendapatan bijih nikel yang mengalami kenaikan dari semula Rp 5,38 triliun menjadi Rp 8,47 triliun.
Pendapatan selanjutnya dikontribusikan berturut-turut dari komoditas feronikel sebesar Rp 5,67 triliun, logam timah dan tin solder Rp 6,32 triliun, tembaga Rp 5,09 triliun, alumina Rp 1,74 triliun, tin chemical Rp 725 miliar, bijih bauksit Rp 466,96 miliar, minyak dan gas Rp 426,52 miliar, dan lain Rp 937,06 miliar.
Di satu sisi, MIND ID tahun lalu sukses mencatatkan laba tahun berjalan yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 24,34 triliun.
Laba tersebut naik 49,42 persen dibandingkan 2022 yang hanya sebesar Rp 16,29 triliun. Melesatnya laba tersebut terbesar disumbang dari laba neto PT Freeport Indonesia (PTFI) yang mencapai Rp 24,69 triliun.
Pada tahun lalu, laba PTFI naik drastis hingga 172,52 persen dibandingkan 2022 yang hanya Rp 9,06 triliun. Naiknya laba neto PTFI tersebut membuat laba konsolidasi MIND ID naik pula menjadi Rp 27,53 triliun dibanding 2022 yang hanya Rp 22,49 triliun.
The Indonesian