theIndonesia – Sabtu, 23 September 2023, menjadi hari yang bersejarah bagi Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) terjun ke dunia politik. Kaesang hari itu resmi menjadi kader dari Partasi Solidaritas Indonesia (PSI). Pria kelahiran 25 Desember 1994 itu menerima friendship card atau kartu tanda anggota PSI yang diantar langsung oleh petinggi PSI ke Solo, Jawa Tengah.
Nama Kaesang Pangarep tercatat di dalam friendship card yang dicetak versi besar itu terdapat logo PSI. Nomor anggota Kaesang di PSI adalah S317420230151515. Penyerahan KTA digelar di Solo. Kaesang kala itu didampingi sang istri, Erina Gudono.
Wakil dari PSI yang hadir antara lain Ketua Dewan Pembina PSI Jeffry Geovani, Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Giring Ganesha, hingga Isyana Bagoes Oka. “Kami mengapresiasi Mas Kaesang mau turun ikut berjuang bersama teman-teman PSI. Hari ini sebuah kegembiraan bagi kami semua, bisa menyambut anggota baru kami, Mas Kaesang,” kata Grace di lokasi, Sabtu (23/9).
Tiga hari sebelumnya, Rabu (20/9/2023), PSI mengunggah video seorang pria disebut bernama Mawar yang digambarkan sebagai pendatang baru hendak berkecimpung di dunia politik. Warganet lantas menyerbut dengan beragam komentar dan menyebut pria tersebut merupakan putra bungsu dari Jokowi, yakni Kaesang Pangarep.
Video itu diunggah di akun media sosial PSI. Terdengar di dalam video itu suara seorang pria. Di awal video terdengar suara yang mirip Jokowi dan Kaesang. Suara keduanya sama dengan video yang pernah diunggah Kaesang beberapa tahun silam ketika potongan rambut Kaesang dikomentari Jokowi serta saat Jokowi dan Kaesang beradu panco.
Pria itu mengaku bernama Mawar, yang bukan nama sebenarnya. Selain itu, pria tersebut juga digambarkan sebagai orang yang belum memiliki pengalaman politik dan hendak terjun ke dunia politik.
“Namaku Mawar. Bukan nama sebenarnya. Saat ini aku sudah memantapkan hati untuk masuk ke politik,” ucap suara tersebut. “Aku memang belum punya pengalaman di politik. Namun aku punya tujuan yang besar untuk Indonesia lebih baik. Semoga jalan yang aku pilih adalah jalan yang benar,” imbuh suara itu lebih lanjut.
Video itu pun ramai dibahas, sejumlah warganet di laman komentar yang menyebut suara dan siluet yang muncul di video mirip dengan suara Kaesang Pangarep.
Kejutan tidak berhenti ketika akhirnya Kaesang resmi menjadi anggota PSI. Publik pun terhenyak ketika pada Senin (25/9/2023), atau tiga hari berselang setelah menjadi kader PSI, Kaesang ditetapkan sebagai ketua umum (ketum).
Kaesang ditetapkan sebagai Ketum PSI saat Kopdarnas PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (25/9) menggantikan ketum sebelumnya, Giring Ganesha. Kaesang resmi menjabat sebagai ketum PSI untuk periode 2023–2028.
“Mari kita sambut dengan meriah, ketua baru kita, Bro Kaesang Pangarep,” kata Ketua DPP PSI Cheryl Tanzil selaku pemandu acara, kala itu. Kaesang disambut oleh seluruh kader PSI hingga pimpinan DPP PSI. Kader PSI meneriakkan ‘Bro Kaesang’ saat Kaesang naik ke panggung. “Boleh tepuk tangan yang meriah untuk ketua umum kita, Bro Kaesang,” ujar politikus PSI Faldo Maldini.
Pengakuan Kaesang saat itu, dirinya telah meminta restu dan izin kepada Jokowi untuk menempuh jalan politiknya. Kaesang pun melempar pujiannya kepada ayahnya itu.
Menurut dia, Jokowi tak pernah lelah menjalankan amanah rakyat. Bahkan ia menyebut obat lelah Jokowi adalah bersalaman dengan warga. Beragam komentar pun muncul. Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan, PSI dinilai hanya berorientasi pada kekuasaan atas keputusannya menjadikan Kaesang sebagai ketum.
Penegasan dia, langkah PSI menetapkan Kaesang sebagai ketum memperlihatkan ketidakampuan partai melakukan terobosan. Selain itu, langkah PSI juga memperlihatkan adanya pola yang sama dengan partai politik lain. “PSI menurut saya ya sekarang masuk sebagai partai yang orientasinya kekuasaan semata,” kata Firman, Selasa (26/9/2023).
Bahkan,Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar ikut berkomentar. Dia menilai penunjukan Kaesang sebagai ketum PSI akan mengubah konstelasi politik nasional.
“Saya mengucapkan selamat kepada putra Pak Presiden, Kaesang. Ini akan mengubah konstelasi dan langkah PSI menjadikan Kaesang ketum adalah pilihan yang berani,” kata Muhaimin.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dijadikannya Kaesang sebagai ketum PSI punya efek yang luas untuk Pemilu Presiden 2024.
Tidak hanya itu, kepemimpinan Kaesang di PSI juga akan memberikan efek jangka panjang bagi Joko Widodo yang selesai masa jabatannya di Oktober 2024.
Setelah beragam komentar bermunculan, akhirnya Jokowi pun ikut buka suara. Penjelasan dia, itu hak dari Kaesang. “He..he..he.. ditanyakan ke PSI, ditanyakan ke Kaesang. Wong sudah dewasa sudah punya keluarga, sudah punya istri masak ditanyakan ke bapaknya terus,” kata Jokowi di sela acara Pembukaan Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi, Cianjur, Selasa (26/9/2023).
Jokowi menambahkan, Kaesang sudah berkeluarga sehingga harus bertanggung jawab sendiri atas pilihannya. Sehingga ia enggan mengomentari lebih lanjut mengenai hal ini. “Harus mandiri apa yang sudah diputuskan pasti dihitung baik buruknya, dihitung risikonya,” kata Jokowi.
Namun, Ketika ditanya apakah dirinya merestui keputusan dari Kaesang, meski tidak memberikan pesan apapun kepada anaknya, Jokowi berseloroh. “Ya minta doa restu orang tua. ya saya restui.”
***
Beralih ke sang ayah, Jokowi. Karier politik Jokowi hingga bisa duduk menjadi orang nomor satu di republik ini tidak bisa dilepaskan dari jasa PDI Perjuangan. Karier politik pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 ini bisa dibilang sangat cemerlang dan berlangsung cepat.
Jokowi resmi bergabung ke PDI Perjuangan pada 2004. Konon sempat beredar kabar bahwa sebelumnya dia pernah bergabung di Partai Merdeka besutan Adi Sasono.
Alumni dari Fakultas Kehutanan UGM itu pernah duduk sebagai salah satu pengurus DPC PDIP Solo. Masuknya Jokowi ke PDIP Solo pula yang akhirnya membuat dirinya berkenalan dengan FX Hadi Rudyatmo, yang sudah lebih dulu masuk DPC PDIP Solo.
Kedekatan Jokowi dan FX Hadi berlanjut Ketika keduanya dipercaya PDIP dan PKB maju sebagai calon walikota dan wakil walikota Solo pada 2005.
Jokowi dan FX Hadi akhirnya sukses memenangkan Pilkada Solo dengan meraih suara sebesar 36,62 persen. Tidak terlalu besar memang perolehan suaranya. Namun, itu menjadi modal awal yang cukup membanggakan sebagai pencapaian pertama Jokowi dalam dunia politik.
Selama menjabat di periode tersebut, kinerja Jokowi dan FX Hadi bisa dibilang kinclong dan membuat masyarakat Solo puas dan bangga. Hal itu terbukti saat Jokowi dan FX Hadi kembali mencalonkan diri dalam Pilkada Kota Solo periode kedua 2010-2015.
Keduanya mengantongi suara yang sangat fantastis, 90,09 persen suara! Nyaris tak ada dalam sejarah pemilu Indonesia, kandidat mendapat angka hampir 100 persen.
Cerita kemudian berlanjut. Kesuksesan Jokowi di Kota Solo dalam periode kedua, kemudian terdengar oleh para jurnalis media nasional. Jokowi juga terkenal akan kesederhanaan, kejujuran dan kesantunan dalam berpolitik. Jokowi juga saat itu juga duduk sebagai wakil ketua salah satu bidang di DPD PDIP Jawa Tengah di struktur partai.
Sosok Jokowi lantas membuat Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto kepincut. Keduanya, meminta Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012, atau saat Jokowi masih menyisakan sekitar tiga tahun lagi masa jabatan di Solo.
Jokowi pun menerima ajakan tersebut. Pada Pilgub DKI 2012, dia maju menggandeng Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Jokowi-Ahok berhasil mengalahkan enam pasangan calon yang berkompetisi kala itu, termasuk Fauzi Bowo yang diusung tujuh partai.
Melalui kekuatan politik PDIP dan Gerindra sebagai pengusung, mdan juga jargon ‘The power of kotak-kotak’, duet Jokowi-Ahok sukses membuat mayoritas warga DKI mempercayainya sebagai gubernur DKI periode 2012-2017.
Belum genap setahun menjabat, Jokowi tergiur dengan ekspose survei elektabilitas capres jelang Pilpres 2014. Kala itu, tidak ada tokoh yang bisa menyaingi elektabilitasnya di lantai bursa capres. Maka sekali lagi, insting politik seorang ‘tukang kayu’ ini diuji.
Perlahan namun pasti, hampir seluruh survei menyebut Jokowi layak menjadi presiden RI. Publik pun tahu. Akhirnya pada 2014, Jokowi resmi menjadi calon presiden bersama Jusuf Kalla.
Lawan kuat Jokowi di Pilpres adalah tokoh yang dulu memintanya menjadi gubernur DKI, Prabowo Subianto. Jokowi-Jusuf Kalla berhasil mengalahkan Prabowo-Hatta dalam sekali pertandingan Pilpres, dengan meraih 53,15 persen suara. Pertandingan ini menjadi ‘duel Pilpres’ paling bersejarah di Indonesia, karena hanya mengadu dua pasangan kandidat.
Sejarah kemenangan Jokowi melawan Prabowo berlanjut. Pada 2029, menggandeng KH Ma’ruf Amin, Jokowi Kembali menumbangkan Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno. Berdasarkan hasil pilpres 2019, Jokowi-Ma’ruf meraup 55,50 persen suara dan Prabowo-Sandi 44,50 Persen, selisih 16,9 juta suara.
***
Teranyar, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dengan nada menyakinkan mengatakan, PSI sangat bersyukur jika Presiden Joko Widodo bersedia bergabung dengan partainya.
Grace bilang, meski kini Jokowi tidak memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI, namun ada PSI di hati orang nomor satu di Indonesia itu. “Ya kalau Pak Jokowi mau syukur alhamdulilah senang sekali pasti kami semua jadi bukan hanya hatinya aja KTA juga kalau perlu diambil,” ucap dia, Senin (5/2).
Bahkan Grace juga komentar, “Pak Jokowi adalah bapak ideologisnya PSI. Jadi pasti beliau akan selalu mendapat tempat spesial di PSI.”
Sebelumnya, Kaesang Pangarep mengaku mendapat wejangan khusus dari Jokowi saat makan malam bersama dengan para kader PSI di Bandung, Sabtu (3/2).
Meski mengaku mendapat wejangan khusus, Kaesang enggan membeberkan wejangan yang diberikan ayahnya itu. Di satu sisi, Jokowi enggan mengakui bahwa kehadirannya dalam pertemuan tersebut sebagai bentuk kampanye kepada PSI yang kini telah diketuai anaknya tersebut.
Walaupun enggan mengakui kampanye, Jokowi tidak menampik bahwa ia menyukai PSI sebelum Kaesang menjabat sebagai ketua umum. “Saya sudah sejak dahulu senang dengan PSI,” ungkap Jokowi.
Pertanyaan berikutnya, apakah pascalengser menjadi presiden nanti Jokowi akan meninggalkan partai yang telah membesarkannya, PDI Perjuangan, dan beralih ke PSI mengikuti jejak anaknya? Atau, sebelum lengser pada 20 Oktober 2024 nanti Jokowi sudah berlabuh ke PSI? Atau ada kejutan lain yang akan dilakukan Jokowi? Kita tunggu jawabannya bersama.