theIndonesian – Pengamat asing sekaligus peneliti dari ISEAS – Yusof Ishak Institute bernama Ian Wilson memprediksi masa depan Indonesia ke depan, jika apabila Prabowo Subianto terpilih dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) nanti menjadi presiden.
Penegasan Ian WIlson, jika Prabowo menang pilpres maka Prabowo berpotensi akan berani untuk menunjukkan kekuatan otoriternya. Bahkan, lanjut dia, Prabowo bisa saja membatalkan amandemen konstitusi pasca tahun 1999 dan mengakhiri pemilihan langsung.
“Jika Prabowo mampu mempertahankan popularitasnya seperti yang dilakukan Jokowi, kemungkinan ia akan berani untuk menunjukkan kekuatan otoriternya bahkan mendorong pembatalan amandemen konstitusi pasca tahun 1999 dan diakhirinya pemilihan langsung,” ungkap Ian Wilson dalam artikel bertajuk An Election to End All Elections?, dikutip dari laman Fulcrum.sg, Kamis (1/2).
Komentar Ian Wilson, pada masa kepresidenan Prabowo nanti, bisa saja terjadi kemungkinan akan terdapat perluasan pendekatan pemerintahan yang ”tanpa oposisi”. Dia menambahkan, hal tersebut akan “dibingkai” oleh kiasan nasionalis yang menjaga persatuan. “Logika dari pendekatan ini, yang sudah dianut oleh Jokowi, adalah untuk menghilangkan oposisi di parlemen dan membatasi munculnya basis kekuatan yang saling bersaing,” tegas Ian.
Bahkan, lanjut Ian, hal tersebut bisa dilakukan bukan dengan represi terang-terangan, namun dengan kooptasi ke dalam koalisi besar yang berkuasa yang dikelola melalui negosiasi dan kesepakatan antar-elit. Ian pun mengulang pernyataan Prabowo terkait rencananya yang bermaksud untuk melibatkan “semua pihak” dalam pemerintahan di masa depan.
“Hal ini mirip dengan model yang berbasis musyawarah integralis, seperti yang diharapkan dalam UUD 1945, dan berfungsi untuk lebih memperkuat kekuasaan eksekutif. Dalam skenario seperti ini, proses inti demokrasi seperti pemilu dapat dipertahankan, meskipun dalam skala yang lebih kecil namun potensinya untuk menghasilkan perubahan substantif sebagian besar hilang,” ujar.
Namun, terang Ian Wilson, meskipun demikian, proses-proses tersebut akan terus memberikan jalan penting bagi partisipasi masyarakat dan memberikan legitimasi terhadap status quo. (tim)