theIndonesian – BUMN konstruksi, PT Waskita Karya Tbk, sepanjang tahun lalu mencatatkan rugi bersih yang mencapai Rp 3,77 triliun.
Kerugian tersebut naik 98,4 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,93 triliun. Dilansir dari laporan keuangan perseroan, Jumat (3/5), disebutkan pula bahwa pendapatan usaha Waskita jeblok hingga 28,4 persen dari semula Rp 15,3 triliun menjadi tersisa Rp 10,95 triliun.
Waskita juga mengalami penurunan beban pokok dari semula Rp 13,85 triliun menjadi Rp 10,10 triliun. Bahkan, laba kotor perseroan pun ikut amblas hingga 70,16 persen dari Rp1,44 triliun hanya menjadi Rp 851,7 miliar.
Sisi lain, beban keuangan Waskita ikut membengkak menjadi Rp 4,41 triliun dari sebelumnya di Rp 4,28 triliun. Hal itu menjadikan rugi bersih selama tahun berjalan tercatat menjadi Rp 4,01 triliun, yang juga membengkak dari sebelumnya di Rp 1,89 triliun.
Waskita hanya bisa menunjukkan penurunan positif terkait pos beban umum dan administrasi yang semula Rp 1,76 triliun menjadi turun tipis Rp 1,72 triliun.
Secara aset, Waskita memiliki total aset yang tercatat sepanjang 2023 sebesar Rp 95,59 triliun. Nilai aset tersebut turun 2,68 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat Rp 98,23 triliun.
Sementara terkait utang (liabilitas) perseroan, Waskita memiliki total utang hingga Rp 89,99 triliun, dan total ekuitas yang tercatat anjlok 22,78 persen menjadi Rp 11,60 triliun dari sebelumnya di Rp 14,24 triliun.
Di sis lain, ambyarnya kinerja BUMN konstruksi tidak hanya dialami Waskita, PT Wijaya Karya pun mengalami hal serupa. Sepanjang kuartal pertama tahun ini saja perseroan sudah mencatatkan rugi bersih hingga Rp 1,14 triliun, naik 117 persen dari sebelumnya Rp 521,2 miliar.
Pendapatan bersih Wijaya Karya pun turun 18,75 persen dari Rp 4,34 triliun menjadi Rp 3,53 triliun. Klaim perseroan, turunnya pendapatan disebabkan pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung, yang menyumbang porsi paling besar juga turun menjadi Rp 1,53 triliun dari sebelumnya Rp 2,37 triliun.
Tapi, pendapatan dari segmen industri naik menjadi Rp 1,15 triliun dari sebelumnya di Rp955,8 miliar. Pendapatan dari energi dan industrial plant kembali turun menjadi Rp 585, miliar dari sebelumnya Rp 744,5 miliar
Pendapatan dari hotel tercatat senilai Rp 192,28 miliar, realty dan properti Rp 33,02 miliar, dan investasi Rp 35,81 miliar.
Kenaikan beban penjualan juga dialami BUMN berkode emiten WIKA ini, yang naik 32,30 persen dari sebelumnya Rp 1,19 miliar pada kuartal pertama 20223 menjadi Rp 1,58 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Secara akumulatif, WIKA memiliki total aset hingga Rp 64,6 triliun, turun tipis dibangkan pada posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 65,9 triliun.
The Indonesian