No Result
View All Result
The Indonesian
Minggu, 22 Juni 2025
  • Home
  • News
  • Story
  • People
  • Opinion
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Story
  • People
  • Opinion
  • Indeks
No Result
View All Result
The Indonesian
No Result
View All Result
Home straight news

Bivitri Susanti: “Pemilu Usai, Akan Terjadi Pembagian Kue Kekuasaan oleh Penguasa”

Kamis, 2 Mei 2024
in straight news
Bivitri Susanti: “Pemilu Usai, Akan Terjadi Pembagian Kue Kekuasaan oleh Penguasa”

Bivitri Susanti. | Foto: Istimewa.

0
SHARES
Share on Whatsapp

theIndonesian – Usai pemilu berakhir, biasanya akan terjadi pembagian kekuasaan. Tujuannya, untuk menciptakan stabilitas politik.

Hal tersebut diungkapkan pakar hukum tata negara Bivitri Susanti. Dikutip dari laman Kompas, Kamis (2/5), dia menjelaskan jika ternyata ‘kue’ yang dibagi tidak cukup untuk semua yang meminta jatah, penguasa bisa saja membuat kue menjadi lebih besar.

Dia bilang, “Bagaimana bila jabatan yang bisa dibagikan tak cukup? Jumlah menteri yang diatur dalam undang-undang kementerian negara, sejumlah maksimal 34, bisa saja diubah bila penguasa menginginkannya.”

Perempuan yang juga menjadi pengajar Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera ini pun lalu menyindir soal mengubah hal penting secara tidak etis baru saja dialami bangsa ini terkait putusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah aturan mengenai calon wakil presiden.

Bivitri lalu komentar, “Jangan lupa, ada pula wakil menteri dan menteri koordinator. Tak ketinggalan komisaris badan usaha milik negara.”

Bivitri lalu mengutip Juan Linz (1990), yang menyebutnya consociational democracy atau demokrasi yang dibangun dengan membentuk kerja sama di antara kelompok-kelompok yang berbeda untuk membagi kekuasaan.

Model ini tidak salah sepanjang dibatasi oleh dua hal. Pertama, peleburan ini tidak boleh meminggirkan aspek akuntabilitas dalam demokrasi dengan tidak membuat koalisi yang terlalu besar.

Kedua, ia harus dibuat dengan visi yang jelas, tujuan bernegara yang terang bagi semua—bukan tanpa arah hanya untuk membagi kekuasaan untuk keuntungan elite politik.

Tidak boleh dilupakan lupakan, negara eksis karena ada warga. Bahkan, penguasa mendapatkan kekuasaannya dari warga.

Kata Bivitri, “Saatnya kita mengkritik pandangan bahwa setelah pemilu dianggap selesai warga cukup menyerahkan urusan politik kepada orang-orang yang sudah dipilihnya. Bila ini yang terjadi, sumber-sumber daya alam Indonesia akan semakin terkuras, untuk kepentingan elite pemegang kekuasaan.”

Bivitri kemudian mengungkapkan bahwa pandangan yang keliru ini sengaja dibiarkan, sementara kesibukan terjadi di sisi sebaliknya, yaitu politikus yang justru sibuk mengorganisasikan kekuasaan.

Tegas dia, “Tapi bila negara hanya organisasi kekuasaan, apa bedanya negara dengan organisasi bajak laut atau mafia, misalnya? Yang membedakan tentu saja hukum; mafia melanggar hukum, sedangkan negara justru dianggap mempunyai legitimasi hukum sebagai kekuasaan yang sah.”

Bivitri kembali tegaskan, “Nyatanya, negara juga bisa melanggar hukum, baik secara kolektif dalam pelanggaran hak asasi manusia maupun dalam kasus perorangan seperti dalam tindak pidana korupsi. Bahkan, negara justru membuat hukum sehingga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ditentukan sendiri oleh negara.”

The Indonesian | Kompas

admin

admin

Next Post
Laba Bersih Perusahaan Batu Bara Milik Boy Thohir Turun 18,27 Persen Jadi Hanya Rp 6 Triliun

Laba Bersih Perusahaan Batu Bara Milik Boy Thohir Turun 18,27 Persen Jadi Hanya Rp 6 Triliun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended

Kemesraan Era Jokowi Berlanjut, Usai Ketemu Xi Jinping dan Dong Jun, Prabowo Jumpa Menhan Cina

Kemesraan Era Jokowi Berlanjut, Usai Ketemu Xi Jinping dan Dong Jun, Prabowo Jumpa Menhan Cina

1 tahun ago
Miliki Sumber Daya 17,6 Miliar Ton, Ini Pulau Penghasil dan Tambang Nikel Terbesar di Tanah Air

Miliki Sumber Daya 17,6 Miliar Ton, Ini Pulau Penghasil dan Tambang Nikel Terbesar di Tanah Air

1 tahun ago

Popular News

    Connect with us


    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Karir
    • Disclaimer
    • Kebijakan Privasi
    • Iklan

    © 2024

    No Result
    View All Result
    • Home
    • News
    • Story
    • People
    • Opinion
    • Indeks

    © 2024