theIndonesian – Pendapatan PT Freeport Indonesia (PTFI) sepanjang tahun lalu turun 4,29 persen dibanding 2022. Tahun lalu, Freeport Indonesia hanya bisa memperoleh pendapatan dari penjualan hasil tambang sebesar USD 9,29 miliar atau setara Rp 145,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.697,45).
Sementara pada 2022, perseroan sukses mencatatkan pendapatan hingga USD 9,71 miliar atau setara Rp 152,4 triliun. Dikutip dari laporan perseroan di Singapore Stock Exchange (SGX), Selasa (19/3), realisasi pendapatan Freeport Indonesia pada tahun lalu mayoritas disumbang dari konsentrat tembaga sebesar USD 4,35 miliar atau turun 31,12 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding 2022 yang mencapai USD 6,32 miliar.
Pendapatan lainnya dari konsentrat emas sebesar USD2,65 miliar, atau turun 18,3 persen dibanding 2022 yang mencapai USD 3,25 miliar. Berikutnya dari konsentrat perak sebesar USD 110,7 juta, turun 17,08 persen dibanding 2022 yang sebesar USD 133,5 juta.
Kemudian dari katoda tembaga USD 1,47 miliar, emas dalam lumpur (gold in slimes) USD 652,1 juta, perak dalam lumpur (silver in slimes) USD 28,2 juta, dan dari pendapatan lainnya USD 17,6 juta. Secara keseluruhan, total pendapatan bersih terkonsolidasi Freeport Indonesia mencapai USD 8,43 miliar pada tahun lalu, setelah dikurangi dengan biaya royalti, bea keluar, dan sebagainya.
Secara penjualan, tahun lalu Freeport Indonesia hanya bisa mencapai USD 767,2 juta, atau turun dibanding 2022 yang mencapai USD 3,02 miliar. Di satu sisi, secara pangsa pasar, tahun lalu Jepang menjadi negara tujuan ekspor terbesar Freeport Indonesia dengan nilai USD 2,32 miliar, atau naik 98,37 persen dibanding 2022 yang hanya USD 1,17 miliar.
Berikut ini daftar tujuan ekspor Freeport Indonesia pada 2023:
– Jepang : USD 2,32 miliar
– Swiss : USD 2,06 miliar
– Singapura : USD 1,01 miliar
– Spanyol : USD 620,3 juta
– Filipina : USD 396,2 juta
– Jerman : USD 355,4 juta
– Amerika Serikat : USD 328,3 juta
– India : USD 288,2 juta
– Korea : USD 120,18 juta
– Britania Raya : USD 89,2 juta
– Cina : USD 55,6 juta
The Indonesian