theIndonesian – Pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) yang saat ini sudah memasuki proses pembangunan tahap kedua akan segera dipercepat. Permintaan tersebut dilontarkan Menteri ESDM di Jakarta, Kamis (14/3).
Tasrif komentar, “Lakukan percepatan pembangunan infrastruktur gas bumi strategis guna mendorong interkonektivitas jaringan gas bumi, salah satunya adalah pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang.”
Tasrif pun meminta kepada bawahannya untuk meningkatkan cadangan strategis atau penyangga migas nasional, mengoptimalkan pemanfaatan gas domestik, serta melakukan diversifikasi sumber daya energi untuk menjadi alternatif sumber energi.
Sekedar informasi, proyek pipa gas Cisem tahap I menelan biaya Rp 1,13 triliun dan Cisem tahap II direncanakan menghabiskan biaya Rp 3,34 triliun, yang akan dimasukkan dalam APBN dengan skema kontrak tahun jamak. Total biaya proyek pipa gas Cisem sebesar Rp 4,47 triliun.
Adapun potensi permintaan gas dari pipa Cisem tahap II antara lain industri di Cirebon, Tegal, Pekalongan, Brebes dan Pemalang, dengan volume 5,8-12 MMSCFD. Selain itu, konsumen komersial seperti hotel dan restoran. Juga, jaringan gas rumah tangga, kilang minyak Balongan, Indramayu, Jabar, dengan volume 24 MMSCFD dan berpotensi meningkat hingga 42 MMCSFD.
Proyek pembangunan pipa ruas transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) sepanjang 255 km sempat mangkrak belasan tahun. Sekedar informasi, proyek pembangunan pipa transmisi gas CISEM merupakan bagian dari proyek lelang transmisi gas yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2006.
Proyek ini terlambat karena adanya kendala jaminan pasokan gas bumi yang bisa digunakan sebagai base line untuk pembangunan ruas pipa gas transmisi Cisem. Selain itu, juga terjadinya perbedaan asumsi keekonomian yang berubah saat ini dibanding tahun 2006.
The Indonesian