theIndonesian – Respons berbeda dilontarkan PT Vale Indonesia Tbk dan Kementerian ESDM terkait dengan finalisasi lobi harga divestasi 14% saham. Emiten berkode INCO tersebut rencananya akan menjual 14% sahamnya tersebut ke induk pertambangan BUMN, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), yang menjadi bagian dari syarat perpanjangan kontrak karya (KK).
Pekan lalu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa proses negosiasi harga telah mencapai kesepakatan prinsip, setelah sempat mengalami penundaam sejak tahun lalu. Saat ini prosesnya sedang menunggu legalisasi atau peresmiannya saja.
“Akuisisi 14% saham disepakati di harga sekitar Rp3.000-an per lembar saham. Ya, sekitar segitu. Pokoknya itulah, Rp 3.000 plus,” kata dia, dilansir dari Bloomberg Technoz, Rabu (21/2).
Penjelasan Arifin, harga tersebut sudah mencakup diskon dari harga pasar, meski dia tidak mengelaborasi berapa persen korting harga yang didapatkan oleh MIND ID. Dia menambahkan, finalisasi divestasi saham Vale Indonesia hanya tinggal mencakup urusan administrasi legal. “Proses penandatangan kesepakatan divestasi dipastikan bakal rampung dalam beberapa hari,” ujar dia.
Terpisah, manajemen Vale Indonesia membantah bahwa pihaknya sudah setuju 14% sahamnya akan dilepas ke MIND ID di harga sekitar Rp 3.000an per lembar. Sekretaris perusahaan INCO Filia Ananda dalam keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (21/2), menjelaskan, hingga saat ini belum terdapat perjanjian yang ditandatangani oleh perseroan dan pemegang saham perseroan mengenai harga saham divestasi.
Terkait proses negosiasi, jelas Filia, pihaknya tetap mempertimbangkan perhitungan valuasi saham berdasarkan peraturan yang berlaku. “[Perseroan] telah menyampaikan data-data yang diperlukan bagi pemerintah untuk melakukan valuasi harga saham divestasi,” ujar dia.
Penegasan Fillia, dalam proses divestasi, perusahaan juga tetap memperhatikan penandatanganan perjanjian induk atau head of agreement (HoA) pada November tahun lalu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Vale Base Metals Ltd (VBM), sebagai induk INCO, memberi sinyal bahwa divestasi 14% saham INCO kepada MIND ID tidak akan menggeser posisi Vale Canada Ltd (VCL) sebagai pemegang saham pengendali perusahaan tambang nikel itu.
Hal itu terindikasi dari masih dominannya porsi kepemilikan saham VCL di Vale Indonesia, meski sebentar lagi akan resmi melepas 14% saham INCO ke MIND ID. Bahkan, kepemilikan saham VCL di Vale Indonesia hampir setara atau sama besarnya dengan porsi yang dimiliki oleh MIND ID.
Berdasarkan keterangan resmi yang dilansir pada November oleh VBM, induk VCL, setelah proses HoA divestasi INCO kepada MIND ID di San Francisco, kepemilikan saham Vale Canada terhadap saham INCO ternyata masih sebesar 33,9%.
Jumlah tersebut hampir setara atau sama besarnya dengan porsi saham MIND ID yang sejumlah 34%, naik dari sebelumnya 20% setelah menambah 14%. Sementara kepemilikan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) makin menciut menjadi 11,5% dari sebelumnya 15,03%.
Komposisi tersebut jauh dari perkiraan awal bahwa jatah Vale Canada sebagai induk INCO akan berkurang 14% dari 43,79% menjadi hanya 29,79%, sehingga menempatkan MIND ID sebagai pemegang saham terbesar dan paling dominan di Vale Indonesia.
Menurut klaim VBM, dalam pernyataan resminya, kepemilikan VCL sebesar 33,9% terhadap saham INCO tersebut sudah “seimbang” dan “akan mendukung stabilitas dan pertumbuhan kelanjutan operasi PT Vale di Indonesia.”
Sebelumnya, manajemen MIND ID belum lama ini dikabarkan meminta harga Rp 2.800 per saham untuk proses divestasi itu. Sebaliknya, Vale Indonesia juga dikabarkan telah mengajukan harga senilai Rp 4.600 per lembar untuk divestasi kepada Kementerian ESDM.
Adapun, pada penutupan perdagangan Selasa (20/2) kemarin, harga saham perusahaan berkode INCO di Bursai Efek Indonesia (BEI) tercatat di Rp 3.780 lembar.
(TheIndonesian)