theIndonesian – Publik Indonesia mungkin sudah tidak awam lagi dengan sosok bernama Alim Markus (Maspion Group), Anthony Salim (Salim Group), Low Tuck Kwong (PT Bayan Resources Tbk), dan Franky Oesman Widjaja (Sinarmas Group).
Ada pula Kiki Barki (PT Tanito Harum), Prajogo Pangestu (Barito Pasific), Sugianto Kusuma (Agung Sedayu Group), Sukanto Tanoto (Raja Garuda Mas Group), Tan Kian (PT Permata Birama Sakti), The Ning King (Argo Manunggal Group), dan Trihatma Kusuma Haliman (Podomoro Group).
Nama-nama tersebut baru segelintir dari lebih 250 pengusaha Tionghoa yang berbisnis di Indonesia dan tergabung di dalam Perkumpulan Pengusaha Tionghoa Indonesia atau disingkat PERPIT (Indonesian Chinese Entrepreneur Association/ICEA).
PERPIT dirikan atas inisiasi dari Halim Yusuf (Danata Group dan PT Makindo), Sukanta Tanudjaja (PT Bridgestone Tire Indonesia), Kiki Barki, serta sejumlah pengusaha Tionghoa lainnya pada 2001.
Dikutip dari laman resmi PERPIT, organisasi ini memiliki misi ‘Menyatukan Pengusaha Tiongkok dan Mempromosikan Pembangunan Ekonomi Indonesia’. Para taipan yang bergabung di PERPIT hampir menyentuh semua sektor ekonomi di republik ini.
Mulai dari manufaktur dan Industri, pertambangan, kehutanan, konstruksi, perbankan, asuransi, real estat, tekstil, makanan, perdagangan impor dan ekspor, ritel, teknologi informasi dan komunikasi, rantai pasokan logistik, dan sebagainya.
Sukanta Tanudjaja dipercaya sebagai ketua umum (chairman) PERPIT pertama dengan masa jabatan selama dua periode, yakni sejak 2001 hingga 2008.
Berikutnya, ada Kiki Barki yang duduk sebagai ketua umum selama tiga periode dengan masa jabatan 2008 hingga 2022.
Saat ini PERPIT dipimpin oleh Abdul Alek Soelystio, pemilik dan pendiri Bagus Group, yang menjabat sejak 2022.
Laman PERPIT menulis, “Perpit menjunjung tinggi sikap terbuka mencari titik temu sambil menjaga perbedaan dan merekrut talenta dari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mewujudkan visi dan misinya.”
Klaim organisasi tersebut, dengan komitmen dan profesionalisme para anggotanya, PERPIT telah berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia melalui peningkatan kerja sama antara pengusaha atau perusahaan Tionghoa Indonesia dan asosiasi bisnis serta perusahaan Tiongkok di seluruh dunia.
PERPIT juga mengklaim bahwa organisasi tersebut telah mendapatkan reputasi sosial yang baik dan pengaruh sosial yang luas di antara asosiasi bisnis Indonesia dan berbagai asosiasi Tiongkok di dalam dan luar negeri.
Saat ini, PERPIT berkantor pusat di Jakarta dan memiliki empat cabang, yaitu di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,serta Bali atau Nusa Tenggara Timur dan Barat.
Pada 2015, PERPIT sukses menggelar Konferensi Pengusaha Tiongkok Sedunia (World Chinese Entrepreneurs Conference/WCEC) ke-13 di Bali. Saat itu, acar diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri, presiden Indonesia kelima, dan dihadiri pula oleh Zulkifli Hasan (saat menjabat sebagai ketua MPR).
Hadir pula utusan khusus Presiden Joko Widodo yang juga duduk sebagai Menkopulhukam saat itu, Luhut Binsar Pandjaitan, Thomas Trikasih Lembong (menteri Perdagangan), dan Ignasius Jonan (menteri Perhubungan).
WCEC kala itu dihadiri lebih dari 3.000 pengusaha Tiongkok dari seluruh penjuru dunia dan mengambil tema ‘Menyatukan Pengusaha Tiongkok, Mencapai Kesuksesan Bersama di Indonesia’.
Selanjutnya pada 2017, PERPIT mendirikan departemen Pemuda untuk menarik generasi muda wirausaha agar menjadi anggota. Youth PERPIT secara berkala menyelenggarakan seminar, pembelajaran tematik, dan forum dengan pembicara atau profesional terkemuka yang menafsirkan kebijakan pemerintah yang baru ditetapkan melalui pertukaran informasi dan diskusi.
Kemudian pada 2020, atas inisiatif Kiki Barki, PERPIT membeli kantor permanen yang terletak di lantai 57 Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta dan secara resmi dibuka pada Januari 2022 sebagai kantor pusat PERPIT.
The Indonesian