theIndonesian – Sebanyak lima pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pertama di Indonesia akan diresmikan oleh pemerintah pada Mei 2024.
Hal itu diungkapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, Senin (29/4).
Bahlil bilang, “Salah satu pabrik yang akan diresmikan nantinya memiliki kapasitas produksi 10 gigawatt per jam (gigawatt hour/GWh) dan akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara.”
Bahlil kembali komentar, “Insyallah peresmian pabrik baterai pada Mei 2024.”
Konon, berdasarkan informasi yang dihimpun, pabrik baterai yang akan diresmikan pertama kali adalah milik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power.
Pabrik baterai itu nantinya memiliki kode nama (code name) Omega, dan berlokasi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya, Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho pernah mengungkapkan bahwa Indonesia setidaknya akan memiliki lima proyek baterai EV.
Ada pun lima proyek baterai EV yang dimaksud Toto adalah:
Proyek Dragon
Proyek Dragon adalah kode nama yang akan dikembangkan oleh Ningbo Contemporary Brunp Legend Co Ltd (CBL), anak usaha Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).
CBL konon mengucurkan dana hingga USD 5,6 miliar atau sekira Rp 91 triliun (kurs Rp16.254). Dana itu pengembangan proyek dari hulu hingga ke hilir.
CBL telah meneken conditional share purchase agreement (CSPA) pada 16 Januari 2023. Usai penandatangan CSPA, langkap pertama yang dilakukan CBL adalah melakukan studi kelayakan (feasibility study).
Berikutnya, perusahaan akan langsung kembali meneken joint venture agreement (JVA) smelting, prekursor, anoda, katoda, dan sel baterai (battery cells) hingga aspek daur ulang (recycling).
Proyek Titan
Proyek Titan adalah proyek yang disokong oleh konsorsium LG Energy Solution (LGES). Pada April 2023, pemerintah telah meminta kepastian konsorsium secara tertulis.
Proyek Titan melibatkan PT Antam Tbk dan Indonesia Battery Corporation. Nilai investasinya mencapai USD 8 miliar. Secara rincin, Antam, konsorsium LG, dan IBC akan berbagi peran.
Pasokan tambang akan diserahkan kepada Antam, selanjutnya smelter digarap Hoayou, serta produksi prekursor dan katoda menjadi beban LG Energy Solution (LGES) bersama IBC. Sedangkan Hyundai akan membuat sel baterai dan pengepakan.
Proyek Omega
Proyek Omega merujuk pada proyek pabrik baterai EV besutan PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power.
Fasilitas produksi yang saat ini telah terbangun di Karawang New Industry City (KNIC) merupakan fase pertama dari dua fase yang telah direncanakan oleh PT HLI Green Power.
Pembangunan fase pertama ini menelan investasi senilai UD 1,1 miliar atau sekira Rp 50,39 triliun, dengan kapasitas produksi sebesar 10 GWh.
Hingga pertengahan 2023, perusahaan telah mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.000 orang.
Proyek BESS
PT PLN (Persero) bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) + Battery Energy Storage System (BESS) di Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Pembangunan pembangkit listrik Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) itu dimulai pada 2025, dengan total kasitas 18 megawatt (MW).
Kemudian untuk rencana jangka panjang, PLN berambisi untuk menghubungkan sistem tiga Nusa, yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan dengan mengembangkan sistem Nusa Penida yang terinterkoneksi melalui kabel laut 20 kV, dengan kapasitas sebesar 2 x 20 MW pada tahun 2029.
Proyek Volt
Project Volt merupakan akuisisi produsen motor listrik Gesits oleh IBC, yang kini menggenggam mayoritas saham di perusahaan tersebut. Gesits saat ini merupakan market leader dari pasar motor listrik di Indonesia.
***
Peran BUMN
Sementara itu, Indonesia Battery Corporation (IBC) telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait implementasi new energy ecosystem dengan tujuh BUMN di lima sektor strategis.
Kelima sektor strategis tersebut adalah, telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi.
Nantinya, IBC dan tujuh BUMN tersebut akan bekerjasama mengembangan new energy materials melalui pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan baterai energy storage system secara terintegrasi.
Direktur Hubungan Kelembagaan dan Komersial IBC Reynaldi Istanto menjelaskan bahwa ini merupakan langkah awal inisiasi new energy ecosystem pada 2024.
Implementasinya nanti antara lain, penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, dan penggunaan baterai lithium ion untuk telekomunikasi.
Kemudian, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan battery cell IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.
The Indonesian