theIndonesian – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu dengan Menteri Pertahanan Cina Admiral Dong Jun. Pertemuan berlangsung di Beijing Cina, Selasa (2/4). Konon, tujuan pertemuan katanya untuk membahas kerja sama di bidang pertahanan.
Kementerian Pertahanan dalam siaran pers resmi, Rabu (3/4), menjelaskan, menyebutkan pertemuan ini merupakan akhir dari lawatan Prabowo Subianto ke Cina setelah sebelumnya bertemu Presiden Cina Xi Jinping pada Senin (1/4) dan Perdana Menteri (PM) Li Qiang di hari yang sama dengan pertemuan menhan Cina.
Prabowo dalam pertemuan dengan Dong Jun bilang, “Indonesia bersedia untuk lebih memperkuat kerja sama pertahanan dengan pihak Cina dan terus mempromosikan perkembangan hubungan antara angkatan bersenjata kedua negara.”
Dia menambahkan, kerja sama sama di bidang pertahanan itu meliputi latihan tempur bersama, pertukaran teknologi hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan melakukan program pertukaran prajurit.
Dong Jun pun menyambut baik rencana kerjasama dengan Indonesia di bidang pertahanan dan keamanan tersebut. Komentar dia, “Militer Cina bersedia bekerja sama dengan militer Indonesia untuk mengonsolidasikan kepercayaan strategis mereka, mempromosikan latihan dan pelatihan bersama, serta meningkatkan pertukaran personel untuk membawa kerja sama praktis mereka ke tingkat yang baru.”
Harapan Dong Jun, kerja sama di bidang pertahanan itu akan mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Cina. Sebelumnya, Prabowo juga menyampaikan niat dan keinginannya meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Cina kepada PM Li Qiang.
Kata Prabowo kepada Li Qiang, “Saya datang dalam niatan ingin menyampaikan keinginan dan harapan saya untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama di antara kedua negara.”
Prabowo juga menyampaikan Indonesia dan Cina punya ikatan yang saling melengkapi. Ucap dia, “Kami melihat hubungan yang saling melengkapi antara Cina dan Indonesia adalah realitas yang sangat kami syukuri, atas persahabatan dan kepercayaan kepada kami.”
PM Li dalam pertemuan itu menilai kunjungan Prabowo ke Cina merupakan bukti eratnya hubungan dua negara. Li bilang, “Indonesia dan Cina berhasil memelihara hubungan kerja sama yang erat, dan dua negara siap membuka babak baru dalam memelihara kemitraan itu.”
PM Li kepada Prabowo pun mempertegas komitmen negaranya untuk terus bekerja sama dan menjaga rasa saling percaya antara Indonesia dan Cina.
Sekilas info, hubungan Indonesia dengan Cina mengalami penguatan di era Jokowi berkuasa. Ekspansi pembangunan infrastruktur yang membutuhkan investasi besar, mendorong Indonesia untuk melakukan kerjasama ekonomi intensif dengan Cina. Namun pada saat bersamaan, hubungan Indonesia-Cina juga diwarnai ketegangan di perairan Natuna.
Beberapa kali kapal nelayan Cina masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia tanpa izin. Peristiwa ini tidak lepas dari klaim Cina di Laut Cina Selatan yang berbatasan dengan perairan Natuna.
Melalui program mega-infrastruktur Cina-OBOR (One Belt One Road), Cina juga berupaya melakukan pendekatan terutama terhadap negara-negara yang memiliki ketegangan dengannya di Laut Cina Selatan.
OBOR yang diwujudkan dengan kerjasama investasi, menjadi instrumen Cina untuk mempengaruhi sikap negara-negara yang memiliki hubungan dengan Laut Cina Selatan. Sebagian
negara berubah sikapnya, termasuk Indonesia.
Pada masa pemerintahan Jokowi , hubungan Indonesia dan Cina mengalami peningkatan yang cukup pesat. Bahkan, peningkatan tersebut menjadi sinyalemen kuat pergeseran politik luar negeri Indonesia terhadap Cina.
Perhatian Jokowi terhadap Cina sudah ditunjukkan sejak awal masa jabatannya. Secara simbolis, Cina merupakan negara yang pertama kali dikunjungi Jokowi pada 8 November 2014. Kunjungan Jokowi tersebut bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Bejing, Cina.
Sebagai negara pertama yang dikunjungi, tentu tidak bisa dilepaskan dari pemaknaan khusus bahwa Cina memiliki posisi strategis dalam politik luar negeri Jokowi. Kunjungan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis bagi kedua negara.
Misalnya, Jokowi menyatakan komitmennya untuk bergabung dengan Cina dalam pembentukan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dipimpin oleh Cina. AIIB adalah lembaga keuangan internasional yang dipimpin oleh Cina yang dibentuk khusus untuk pembiayaan proyek infrastruktur.
Lebih spesifik, AIIB dibentuk sebagai bank yang khusus mendukung inisiatif Silk Road China, yang fokus pada penyempurnaan hubungan di Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa. Peningkatan hubungan Indonesia-Cina juga dapat dilihat dalam momen perayaan 65 tahun hubungan bilateral kedua negara.
Pada perayaan 65 tahun hubungan Bilateral Indonesia-Cina, Jokowi melakukan kunjungan kembali ke Cina pada 25-28 Maret 2015. Publik mesti tahu, sejak Jokowi dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2014, hingga saat ini Indonesia sudah memiliki lebih dari 40 MoU dengan Cina.
Kesepakatan Indonesia-Cina tersebut mencakup antara lain dalam bidang perekonomian, budaya, pendidikan, dan pariwisata. Hubungan kerjasama tersebut, sebagaimana tercatat
oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Imbasnya, publik bisa melihat sendiri saat ini banyak proyek-proyek pemerintah maupun swasta yang menggunakan dana dari Cina. Tapi itu bukan gratis, semua dalam bentuk kucuran utang. Kemesraaan hubungan dengan Cina sepertinya akan terus berlanjut jika Prabowo menggantikan Jokowi.
The Indonesia