theIndonesian – PT Harum Energy Tbk mengakuisisi sebagian saham, atau tepatnya 51 persen saham, milik PT Blue Sparking Energy (BSE) sebesar USD 206, 1 juta atau setara Rp 3,28 triliun.
Pembelian saham yang dilakukan Harum Energy tersebut melalui anak perusahaannya, PT Tanito Harum Nickel (THN). Jadi yang memiliki saham BSE secara langsung adalah THN. Harum Energy adalah perusahaan yang bergerak di tambang batu bara.
Sedangkan BSE adalah perusahaan yang fokus dalam bidang pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel. Saat ini BSE sedang mengembangkan proyek smelter nikel berbasis hidrometalurgi atau high pressure acid leaching (HPAL), di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Maluku Utara.
Proyek tersebut dirancang untuk memproduksi nickel-cobalt hydroxide intermediate atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang digunakan sebagai bahan bahan baku baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Proyek tersebut nantinya dapat memproduksi MHP dengan kapasitas terpasang sekitar 67 ribu ton, dengan kurang lebih 10 persen setara nikel dan sekitar 7.500 ton kobalt, termasuk dengan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya.
Direktur Utama Harum Energy Ray A Gumara dalam keterbukaan informasi, Selasa (2/4), mengatakan, transaksi tersebut dilakukan sejalan dengan upaya perusahaan dalam mendiversifikasi usaha melalui investasi disektor nikel sejak 2020.
“THN berarti memiliki setara 1.040.817 lembar saham dalam modal ditempatkan dan disetor penuh BSE. Setelah BSE mulai beroperasi secara komersial, perseroan akan mampu menghasilkan MHP yang diharapkan dapat membuka peluang pasar baru,” kata Ray.
The Indonesian