theIndonesian – Tidak lolosnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke parlemen mendapat simpati dari PDI Perjuangan (PDIP). Bahkan, partai berlambang banteng moncong putih tersebut akan memberikan dukungan agar PPP bisa lolos ke Senayan.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, dirinya sudah bertemu dengan politisi PPP Achmad Baidowi pada Sabtu (23/3) pagi. Penegasan Hasto, komitmen PDIP sejak awal membantu PPP.
Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/3), bilang, “Sejak penghitungan suara yang pertama, kami mengajak PPP untuk bersama-sama di pusat data PDIP. Bahkan pada 2019, pemilu lalu, kami diperintahkan oleh Bu Mega yang memegang amanat Mbah Maimoen untuk membantu PPP, karena sejarahnya. PDIP tidak ingin sejarah partai Kakbah ini dihilangkan dari sejarah republik ini.”
Hasto kembali menegaskan, PPP memiliki peran yang sangat penting jauh sebelum kemerdekaan ini, ujarnya. Kedekatan PPP dengan PDIP. Perlu diketahui, kedekatan PPP dengan PDIP tidak hanya kali ini. Saat PDIP masih bernama PDI (tanpa Perjuangan) kedua kerap menjadi partai oposisi di zaman rezim Orde Baru berkuasa.
Bahkan puncaknya terjadi pada 1997, ketika muncul gerakan Mega-Bintang, di mana simpatisan PDI-pro Megawati dan pendukung PPP bersatu melawan “kuningisasi” dan memperjuangan demokrasi di Indonesia.
Gerakan Mega-Bintang muncul saat simpatisan PDI-pro Megawati di Kota Solo bersimpati terhadap manuver-manuver Ketua DPC PPP Surakarta pada saat itu, Mudrick Sangidu, dalam mengambil sikap konfrontatif terhadap pemerintah guna melawan “kuningisasi” dan memperjuangkan demokrasi. Mereka, para simpatisan PDI-pro Megawati yang juga tengah menghadapi represi dari rezim Orde Baru, menyatakan secara kolektif mendukung Mudrick.
Gerakan Mega-Bintang kemudian meluas ke kota-kota lainnya di Indonesia. Di masa kampanye Pemilu 1997, yang menonjol dari fenomena Mega-Bintang adalah berlangsungnya arak-arakan massa bersepeda motor di jalan-jalan dengan mengibarkan bendera PPP, atribut-atribut merah PDI-pro Megawati, foto Megawati, foto Mudrick, serta atribut lain perpaduan merah dan hijau.
Hasto kembali komentar, “Kami meyakini ada operasi politik untuk mengurangi suara PPP agar tak lolos ambang batas parlemen atau parliamantary threshold minimal 4 persen. Kami sangat khawatir terhadap PPP.”
Hasto yakin, persoalan yang dihadapi PPP ialah karena berbagai operasi politik. “Ada upaya untuk mengecilkan suara seluruh partai pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yakni PPP, Perindo, Hanura, dan PDIP.”
Dia kembali menekankan bahwa Presiden Jokowi mungkin nanti akan tercatat punya legacy menghilangkan partai Kakbah. Secara tegas Hasto kembali bilang, “Yang memiliki legacy menghilangkan partai Kakbah dalam sejarah republik ini. Ini operasi politik yang luar biasa, yang tidak diterima lagi oleh norma dan etika.”
Hasto pun menilai, ketika ambisi kekuasaan mampu mengalahkan etika, moral, dan menghilangkan supremasi hukum maka yang ada adalah sisi gelap kekuasan. “Ini adalah masa buram bagi arah masa depan Indonesia,” tutur Hasto.
Bahkan, Hasto menyarankan agar hal ini mesti dilawan, karena bila tidak maka tidak ada gunanya lagi pendidikan budi pekerti. Menurut dia, anak-anak juga harus memiliki pendidikan betapa pentingnya mengikuti proses.
“Semuanya akan bisa tergerak untuk meneladani hal-hal yang tidak baik yang justru dilakukan oleh ambisi kekuasaan dari seorang presiden, yang 23 tahun bersama dengan kami. Ini harus menjadi persoalan berharga bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia,” tuturnya.
Seperti diketahui, rekapitulasi nasional suara pemilihan legislatif (pileg) 2024 telah selesai. Berdasarkan hitungan secara manual ada delapan parpol yang meraih suara di atas empat persen, sehingga dinyatakan lolos parlemen, sedangkan PPP tidak mencapai empat persen.
Berdasarkan pasal 414 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu disebutkan bahwa syarat partai politik lolos parlemen adalah memenuhi ambang batas parlemen yakni minimal empat persen suara nasional. Pada pemilu 2024 ini, suara sah pileg secara nasional tercatat 151.796.630 yang berasal dari 84 daerah pemilihan (dapil).
Dihitung secara manual dari data yang telah diumumkan KPU, terdapat delapan partai politik yang meraih suara lebih dari empat persen, sebut saja PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PKB, Partai Demokrat, PKS, dan NasDem.
PPP yang pada pemilu 2019 lolos parlemen, kini terancam tak lolos. Raihan suara PPP secara nasional hanya 5.878.777 suara atau setara dengan 3,87 persen dari suara sah nasional sebesar 151.796.630 suara.
The Indonesian