theIndonesian – Nama Aguan kembali diperbincangkan. Apalagi ketika pada Rabu (20/3) Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut nama tersebut di sela acara peresmian Bandar Udara Singkawang, Kalimantan Barat.
Siapa sebenarnya Aguan tersebut. Kenapa namanya kerap dihubungkan dengan ‘Sembilan Naga’ di republik ini? Kenapa dia juga bisa sangat dekat dengan para penguasa negeri ini? Pemilik nama asli Guo Zaiyuan—kemudian berubah menjadi Sugianto Kusuma alian Aguan (ejaan lain: A Guan)— ini lahir pada 9 Januari 1951 di Palembang, Sumatera Selatan.
Aguan pernah bersekolah di sekolah menengah Tionghoa bernama Jugang Zhongxue, sebuah institusi pendidikan Tionghoa terkemuka di Indonesia yang didirikan pada 1951, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta pada 1965.
Aguan mulai mengenal bisnia ketika menjadi penjaga gudang dan pembantu di kantor perusahaan impor. Kinerja yang baik membuatnya naik jabatan menjadi pengurus administrasi perusahaan. Hal tersebut tertulis dalam buku 9 Jalan Pengusaha: Kisah dan Inspirasi Pengusaha Tangguh Indonesia (2013).
Nasib Aguan mulai berubah perlahan ketika mulai menjalin hubungan dengan pemborong bangunan. Kondisi tersebut membuat Aguan belajar tentang bisnis properti dan bangunan. Itu yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Agung Sedayu Group (ASG) pada 1971.
Baca juga: Presiden Jokowi: “Pak Aguan Saya Ucapkan Terima Kasih”
Momen Aguan memilih bisnis properti di era puncak kejayaan rezim Orde Baru cukup tepat. Iklim politik dan ekonomi model otoriter serta kedekatan penguasa dengan para taipan keturunan bukan menjadi rahasia umum lagi kala itu.
Situs resmi ASG menulis, berawal dari sebuah perusahaan kontraktor rumah pertokoan sederhana yang didirikan pada 1971, dalam kurun waktu 10 tahun pertama, perusahaan ini mulai dikenal pasar melalui perbincangan dari mulut ke mulut.
ASG kemudian berkembang pesat. Kisah sukses terus bergulir. Pada 1991, ASG berhasil menunjukan jati dirinya sebagai perusahaan properti papan atas melalui kesuksesannya membangun Harco Mangga Dua, yang merupakan mal elektronik terintegrasi pertama di Indonesia.
Kesuksesan tersebut segera diikuti dengan kesuksesan lainnya dengan pengembangan beberapa kawasan residensial dan komersial berskala besar, seperti Taman Palem seluas 200 hektare dan beberapa apartemen gedung tinggi.
Melalui ASG, Aguan menjelma menjadi salah satu taipan properti di Tanah Air. Uniknya, ia kerap selalu mendapatkan lokasi bagus untuk mengembangkan bisnis propertinya. Ia membagi proyek propertinya menjadi beberapa sektor. Mulai dari pembangunan kota dan kota praja (city and township), hotel dan resor, kawasan komersial dan industri (commercial and industrial), gedung bertingkat (high rise building), dan mal.
Buku Prominent Indonesian Chinese Biographical Sketches (2015:108) karangan Leo Suryadinata mencatat, saat berupaya menggarap properti lain, Aguan berkenalan dengan Tommy Winata alias TW. Keduanya lalu memiliki kesamaan. Jadilah mereka kemudian berkolaborasi. Duet maut ini kemudian melahirkan sejumlah proyek prestisius, sebut saja kawasan real estate seperti Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, bahkan kawasan perkantoran elite, SCBD Sudirman.
Penciptaan kawasan bisnis ini jelas membuat Agung Sedayu semakin besar dan namanya semakin dikenal. Begitu pula dengan TW lewat konglomerasi Artha Graha Network. Keduanya otomatis mendapat cuan melimpah pula.
Di sisi lain, Aguan dan istrinya Lin Liping, disebut Leo Suryadinata, telah berkontribusi besar membantu masyarakat miskin di Jakarta. Aguan aktif dalam Yayasan Budha Tsu Chi sejak awal berdiri hingga sekarang.
Nama Aguan pun identik dengan Yayasan Buddha Tzu Chi bersama dengan bos Grup Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja. Yayasan Buddha Tzu Chi merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan.
Ada yang unik, ternyata salah satu proyek milik Aguan, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) terbaru Presiden Jokowi. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat evaluasi terkait PSN di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (18/3).
Publik akhirnya paham bahwa hubungan Jokowi dan Aguan kini cukup dekat.
The Indonesian