theIndonesian – Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin dalam. Penurunan ini mengekor kejatuhan bursa saham Asia yang terimbas sentimen dari China.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG kehilangan 67,63 poin atau setara 0,93% ke level 7.175,16 pada pukul 14.00, Rabu (17/1).
Posisi ini berbanding terbalik saat IHSG dibuka menguat ke level 7.243,19 pada pembukaan pagi ini. Indeks bahkan sempat menyentuh level 7.252,46 hingga pada akhirnya berbalik arah dan menyentuh level 7.172,68 yang merupakan level terendahnya.
Dilansir dari Bloomberg Technoz, Volume transaksi mencapai 15,43 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp6,57 triliun. Frekuensi yang terjadi sebesar 918.149 kali.
Sementara, indeks saham China yang terdaftar di Hong Kong merosot paling dalam sejak November 2022. Hal ini dipicu serangkaian data ekonomi yang mengecewakan terus membebani sentimen investor.
ndeks Hang Seng China Enterprises, yang merupakan indeks dari saham-saham utama China yang terdaftar di Hong Kong, turun sebanyak 4,1%. Diperdagangkan pada level terendah dalam lebih dari satu tahun.
Data yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan hasil yang beragam untuk negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini, sementara harga rumah dan pengeluaran terkait properti mengecewakan. Sebuah ukuran perubahan harga secara luas mencatat penurunan kuartalan terpanjang sejak tahun 1999.
Indeks CSI 300 turun sebanyak 1,4%, dengan investor asing menjual 13 miliar yuan (Rp28,5 triliun) saham lokal secara bersih, terbesar sejak Oktober 2022. (tim)