theIndonesian – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk pada kuartal pertama tahun ini mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 862 miliar. Meskipun masih terbilang besar, namun rugi bersih itu susut 78 persen secara tahunan (year on year/YoY) dibanding periode yang sama tahu lalu sebesar Rp 3,86 triliun.
Dikutip dari kinerja dengan emiten berkode GOTO tersebut pada Senin (29/4), per Maret 2024, perusahaan teknologi ini juga membukukan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) sebesar Rp 134,79 triliun. Kondisi tersebut turun sembilan persen YoY dari semula Rp 148,62 triliun.
Di satu sisi, GOTO juga mencatatkan pendapatan bersih hingga Rp 4,07 triliun untuk periode Januari–Maret 2024. Capaian tersebut naik 22 persen YoY dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,33 triliun.
Kemudian, total beban operasional GOTO pun ikut menyusut 32 persen YoY menjadi Rp 5,02 triliun. Lalu, rugi operasional GOTO turun 77 persen secara tahunan menuju Rp 924 miliar. Per Maret 2023, GOTO tercatat memiliki arus kas dan aktivitas operasional sebesar minus Rp 185 miliar. Angka ini membaik secara signifikan dari negatif Rp 1,94 triliun per Maret 2024.
Perusahaan yang mengklaim dirinya sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia ini juga memperlihatkan bahwa merchant payment gateway tumbuh 32 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY) atau mencapai Rp 54,6 triliun.
Kinerja lain menunjukkan, EBITDA Grup tercatat negatif Rp 102 miliar, dengan kerugian yang membaik sebesar 89 persen YoY. Kinerja yang baik tersebut konon ditopang pertumbuhan pengguna bisnis buy now pay later (BNPL) di e-commerce, serta percepatan integrasi dan adopsi pembayaran di TikTok.
Berikutnya, untuk segmen on-demand perusahaan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif Rp 166 miliar, dengan segmen fintech masih membukukan rugi Rp 248 miliar.
Sementara itu GoTo mencatatkan e-commerce service fee sebesar sekitar Rp 110 miliar dari periode Februari-Maret 2024.
The Indonesian