theIndonesian – PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) sahamnya pada akhir sesi I perdagangan 21 Februari 2024, mengalami kenaikan hingga 24,60% alias mentok auto rejection atas (ARA) ke level Rp 785.
Sehari sebelumnya, Selasa (20/2). saham ALII juga ARA dengan naik 24,75%. Saham ALII perdana dicatatkan (listing) pada 7 Februari 2024. Sejak perdana listing sampai sesi I 21 Februari, saham ALII hanya sekali memerah dan sisanya selalu hijau.
Seperti diketahui, ALII melepas sahamnya ke publik alias initial public offering (IPO) dengan melepas 20% saham pada harga Rp 272 per lembar saham. Secara keseluruhan, perseroan menargetkan mampu meraup dana segar hingga Rp 860,92 miliar saat IPO. Masa penawaran umumnya pada 1-5 Februari 2024.
Patut dicermati, hingga dengan sesi I perdagangan 21 Februari ini, saham ALII sudah melesat 188,6% dari harga perdana. Sekedar informasi, sosok konglomerat konglomerat Aburizal Bakrie dan Nalinkant Amratlal Rathod menjadi pengendali dari ALII. Keduanya tergabung dalam kelompok terorganisasi yang membuat rencana, kesepakatan atau keputusan untuk berkerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Hal itu sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 9/2018. Aburizal Bakrie masuk melalui PT Graha Adika Niaga sedangkan Nalinkant Amratlal Rathod melalui Solomed Capital Pte Ltd. Graha Adika Niaga, sebelum IPO, tercatat menguasai 41,09% saham ALII. Sedangkan, Solomed Capital sejumlah 39,48% saham.
Berdasarkan data yang dihimpun, ALII didirikan pada 2019. Tujuan pendiriannya adalah, mengelola dan mendukung layanan logistik pertambangan dan pelayaran laut untuk tambang batu bara perusahaan afiliasi, yaitu PT Ade Putra Tanrajeng dan PT Guruh Putra Bersama.
Informasi dari perseroan, seluruh dana yang diperoleh dari IPO saham ini setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penawaran umum ini akan digunakan untuk berbagai hal.
Misalnya, pertama, sebesar 75% akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan anak, PT Mahakam Coal Terminal (MCT), di mana dana tersebut akan digunakan MCT untuk pembayaran sebagian atau pelunasan pokok utang MCT kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte Limited.
Kedua, sekitar 21,44% akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure), untuk menunjang kegiatan usaha utama perseroan, yaitu untuk pembelian tongkang sungai.
Ketiga, sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja (operational expenditure) dalam rangka menunjang kegiatan operasional perseroan, seperti pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat dan lainnya.
(TheIndonesian)